Mitos Mesir Kuno yang Banyak Didengar – Berbicara sejarah Mesir kuno tentunya terdapat banyak hal yang sudah didengar sebagai wilayah peradaban dari Firaun ini. Akan tetapi, pada kenyataannya dari cerita yang sudah sering didengar dan bahkan tidak asing di telinga tersebut ternyata hanya mitos belaka.
Menjamurnya informasi terkait Mesir kuno sebenarnya sudah beredar sejak kecil dan memang ini menjadi fakta yang tidak bisa dibantahkan lagi meskipun tidak terdapat sumber terpercaya. Sehingga apa yang sebenarnya dipikir benar, ternyata hal tersebut hanya sebagai mitos belaka yang sebenarnya hanya sebagai mitos Mesir kuno.
Mitos Mesir Kuno yang Beredar
1. Wazir Agung Membunuh Raja Tut Karena Kekuasaan
Banyak diantara masyarakat yang menganggap bahwasanya kematian dari King Tut sangat menarik jika dijadikan sebagai film Hollywood. Dari beberapa ahli Mesir kuno telah memperkirakan bahwasanya raja muda tersebut dibunuh secara brutal karena dari penelitian dilakukan ditemukan bagian tengkorak belakang mengalami keretakan.
Selain itu, juga terdapat teori yang beredar dengan pernyataannya bahwasanya raja muda telah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh Wazir Agung Aye. Aye merupakan orang biasa yang memerintah setelah Raja Tut.
Akan tetapi, meninggalnya sang raja memang bersarang tidak lama sesudah dilakukan pengambilalihan kekuasaan dan membuat Aye dicurigai oleh banyak orang. Ia juga mengklaim bahwasanya kekuasaan tersebut untuk dirinya dan guna menguatkan supaya lebih mudah dalam menikahi janda Tut, namun juga meninggal kemudian.
Sehingga sampai saat ini kematian sang raja menjadi misteri di Mesir. Dari teori yang bermunculan menyatakan bahwa raja telah menderita malaria, mengalami patah kaki, jatuh dari kereta dan terkena penyakit sel sabit.
2. Mumifikasi Hanya untuk Firaun
Mendengar Mesir, tentunya akan teringat dengan mumifikasi yang dilakukan pada Firaun karena diberikan pakaian dengan perhiasan yang sangat lengkap sesudah kematiannya. Selain itu, terdapat toples penuh dengan isian perutnya dan dalam satu tubuh yang pernah ditemukan telah mengalami dehidrasi.
Keberadaan mumi pertama kalinya di Mesir memang dibuat secara tidak sengaja sehingga memberikan perhatian lebih dari banyak orang. Hal inilah yang menjadikan proses mumifikasi ini banyak didengar setelah kematian Firaun.
Sebenarnya, anggapan untuk mumifkasi hanya berlaku pada Firaun merupakan statement yang salah, karena mumifikasi dapat dilakukan oleh siapa saja pada peradaban Mesir Kuno. Namun, jika ingin melakukan mumifikasi harus membayar dan biasanya dilakukan oleh orang-orang kaya.
Akan tetapi, di antara masyarakat miskin sekalipun juga tidak ingin melewatkan sesudah kematiannya untuk dilakukan mumifikasi dengan memanfaatkan teknik pasir kuno. Hal inilah yang menyebabkan 3000 lebih tahun telah diperkirakan adanya 30 juta mumi.
3. Menggali Makam Firaun Akan Terkena Kutukan
Dari artikel yang telah diterbitkan di New York tahun 1922 menyatakan bahwasanya banyak patung yang menjaga makam di bagian dalam yang terdapat ular emas di bagian kepalanya. Pada saat dilakukan penggalian di malam hari, pemimpin penggalian yaitu Howard Carter diserang pada saat sedang posisi istirahat untuk makan malam dari seekor ular.
Dari gagasan itulah dikaitkan dengan penggalian makam Firaun bisa terkena kutukan. Terdapat satu teori yang mengatakan terkait rumor yang telah menyebar kemungkinan besar dibuat sendiri oleh Howard Carter supaya orang-orang luar tidak ikut campur dalam penemuan penggalian makam Firaun.
4. Tulisan Mesir Menggunakan Hieroglif
Tulisan Mesir yang diketahui memang banyak yang menggunakan hieroglif. Dari gambar-gambar yang ada telah membentuk bahasa yang cukup rumit sehingga tidak diketahui oleh banyak orang sampai ditemukannya batu rosetta. Sekarang keberadaannya di British Museum, sebagai salah satu batu yang bisa menerjemahkan hieroglif ke bahasa Yunani.
Sudah lebih dari 2500 tahun, masyarakat harus membaca dan menulis dengan memanfaatkan jenis script yang asalnya dari hieroglif atau yang dikenal dengan sebutan hieratik. Hal ini sebagai cara standar dalam membuat tulisan yang memanfaatkan pena ataupun papirus.
Bahkan, dari dokumen keagamaan biasanya juga dituliskan dalam bentuk hierarki dan scriptnya sendiri pada akhirnya diganti supaya lebih sederhana yang dikenal dengan demotic. Nama Mesir dari segi harfiah artinya menulis dokumen dan sudah banyak ahli tulis hingga pebisnis yang memanfaatkannya lebih dari 1000 tahun, sehingga untuk hieroglif sudah diaplikasikan dalam beberapa hal penting seperti pemesanan makanan.
5. Piramid di Tengah Gurun
Kemungkinan besar banyak orang-orang yang menganggap bahwasanya piramida Mesir tersebut berada di tengah-tengah padang pasir atau gurun. Anggapan ini dikarenakan sekitar dari piramida Mesir tersebut tidak ada hal lain kecuali hanya hamparan pasir yang cukup luas.
Jika ingin menuju ke piramida Mesir harus bersusah payah terlebih dahulu karena mengharuskan untuk naik unta dengan perjalanan yang jauh layaknya film-film. Akan tetapi, pada kenyataannya untuk keberadaan piramida ini berada di tepi Kota Kairo yang mudah untuk dikunjungi.
6. Budak dan Yahudi yang Membangun Piramida
Kisah budak ini sebenarnya dimulai dari sejarawan Yunani Kuno Herodotus, dan sebenarnya tidak hanya itu saja. Kaum Yahudi juga memiliki keterkaitan dengan hal ini, akan tetapi mantan Perdana Menteri Israel yaitu Menachem Begin telah melakukan kunjungan ke Mesir tahun 1977.
Ia menyangkal banyaknya gagasan yang sedang beredar bahwasanya orang Yahudi yang melakukan pembangunan piramida, karena dikala itu orang-orang Yahudi tidak melakukannya. Pembuktian secara arkeologis menunjukkan proses pembangunan piramida ini dilakukan secara baik.
Terdapat 1000 orang yang bekerja dengan sistem shift selama 3 bulan dan terdapat kelompok pekerja yang mengkonsumsi 23 domba dan 21 sapi setiap hari. Pada saat orang yang bekerja tersebut tewas, mereka akan diberikan bentuk kehormatan dengan cara penguburan berdekatan dari lokasi piramida.