Peradaban Mesir Kuno Sejak Pradinasti Hingga Kerajaan Baru – Peradaban Mesir Kuno berada di sebelah timur dari benua Afrika yang pusatnya tepat di hilir sungai Nila yang masih masuk dalam wilayah Mesir. Peradaban dimulai dari adanya unifikasi Mesir hulu dan hilir sejak 3150 SM.
Peradaban Mesir Kuno ini telah mencapai puncak kejayaannya saat di masa kerajaan baru. Selain itu, untuk peradabannya sendiri juga telah mengalami kemunduran karena Mesir ditaklukkan oleh kekuatan dari asing ketika menginjakkan periode akhir.
Periode Peradaban Mesir Kuno
1. Periode Pradinasti
Di awal dinasti, Mesir memiliki iklim yang subur dan sebagian wilayahnya terdapat sabana hutan yang biasanya juga dilalui ungulata merumput. Flora hingga faunanya lebih produktif dan sungai Nil mampu menopang keseluruhan kehidupan para unggas air.
Pada periode ini juga terdapat banyak hewan yang telah didomestikasi. Sejak tahun 5500 SM terdapat suku kecil yang telah menetap di bagian lembah sungai Nil dan melakukan perkembangan seiring berjalannya waktu sebagai peradaban yang bisa menjalankan peternakan dan pertanian.
Peradaban ini dikenal dengan adanya barang pribadi serta tembikar yang telah ditemukan dan untuk peradaban terbesar yaitu Badari di Mesir Hulu dengan ditemukannya peralatan batu, keramik dan penggunaan tembaga. Badari yang ada di Mesir Utara telah diikuti oleh Gerzua dan Amratia sebagai bentuk adanya perkembangan teknologi dan menjadi bukti awal terdapat hubungan Kanaan dan Gerzua hingga pantai Byblos.
2. Periode Dinasti Awal Peradaban
Pada periode dinasti ini terdapat pendeta Mesir di abad 3 SM yaitu Manetho yang telah mengelompokkan garis keturunan Firaun dari Menes hingga ke masa 30 dinasti. Sistem ini masih digunakan sampai saat ini dan sejarah dimulai secara resmi oleh raja Menu yang dipercaya mampu menyatukan keseluruhan kerajaan Mesir hulu dan hilir.
Dalam transisi untuk menjadi negara kesatuan bisa dilakukan secara bertahap dan tentunya berbeda dari apa yang memang ditulis oleh penulis Mesir kuno dan sebenarnya tidak terdapat catatan yang ditemukan terkait kontemporer Menes.
Di periode tahun 3150 SM, Firaun menguatkan kekuasaan pada Mesir hilir dan menjadikan ibukota di Memphis. Setelah dilakukan peningkatan kekuasaan hingga kekayaan terdapat lambang melalui mastaba dengan struktur kultur kamar mayat yang berada di Abydos untuk merayakan pendewaan terhadap Firaun atas kematiannya.
3. Kerajaan Lama
Di akhir periode kerajaan lama telah berlangsung 5 abad dengan praktek feodal yang justru mengikis kekuatan ekonomi Firaun. Dalam hal ini Firaun sudah tidak bisa memberikan pembiayaan terhadap pemerintah pusat dengan nilai yang besar.
Setelah kekuatan Firaun sudah berkurang, gubernur regional nomark mulai melakukan penentangan terhadap kekuatan Firaun. Hal ini menunjukkan kondisi yang cukup buruk setelah dilanda kekeringan besar sejak 2200 sampai 2150 SM, Mesir kuno pada akhirnya masuk ke periode perselisihan dan kelaparan hingga 140 Tahun lamanya.
4. Periode Menengah Pertama
Pemerintah pusat Mesir pada akhirnya runtuh di akhir periode kerajaan lama dan tidak bisa mendukung stabilitas ekonomi terhadap negara. Banyak diantara para pemimpin lokal yang memanfaatkan pengembangan budaya di setiap provinsi karena memang tidak memiliki hutang terhadap upeti Firaun dan penguasaan sumber daya menjadikannya lebih kaya.
Sesudah terbebas dari kesetiaan Firaun, pemimpin lokal juga berebut kekuasaan dan di tahun 2160 SM banyak penguasa di Herakleopolis yang menguasai Mesir hilir. Sementara itu untuk keluarga Inter di Thebes melakukan pengambilan terhadap Mesir hulu.
5. Kerajaan Pertengahan
Pada periode ini untuk Firaun kerajaan pertengahan mampu mengembalikan kesejahteraan serta stabilitas negara melalui cara dengan mendorong kebangkitan terhadap beberapa sektor. Selain itu dari Firaun dengan dinasti ke-12 membuat reklamasi irigasi dan tanah yang nantinya bisa bermanfaat guna meningkatkan hasil panen.
Penguasa terakhir dari kerajaan pertengahan, Amenemhat III yang telah mengizinkan pendatang Asia untuk tinggal di wilayah delta guna membantu dalam pemenuhan kebutuhan pekerja. Setelah terjadi kemunduran, pendatang Asia mulai melakukan penguasaan terhadap wilayah delta dan berlanjut di wilayah Mesir sebagai Hyksos.
6. Periode Menengah Kedua & Hyksos
Di tahun 1650 SM, Firaun mengalami pelemahan kekuatan terhadap kerajaan pertengahan dan membuat imigran Asia melakukan pengambilan kekuasaan ke Thebes. Pada saat sudah mundur, raja Thebes justru terperangkap antara Hyksos Utara serta suku Nubia Hyksos, Kerajaan Kush yang ada di selatan.
Di tahun 1555 SM, Thebes mampu mengumpulkan kekuatan kembali untuk melakukan perlawanan terhadap Hyksos melalui konflik yang telah berlangsung sejak 30 tahun. Hingga pada akhirnya berhasil mengalahkan orang dari Nubia dan melakukan pengusiran Hyksos dari Mesir.
7. Kerajaan Baru
Pada tahun 1350 SM, stabilitas dari kerajaan baru terancam ketika Amenhotep IV mengalami kenaikan tahta dan terjadi reformasi secara radikal yang membuat kondisinya terlihat sangat kacau. Kemudian mengganti nama menjadi Akhenaten yang memuja dewa matahari Aten sebagai dewa paling tinggi dan menekan terhadap pemujaan dewa lainnya.
Selain itu, juga melakukan pemindahan ibukota ke kota yang baru yang dikenal dengan sebutan Akhetaten. Setelahnya, Ramses II juga naik tahta di tahun 1279 SM dan melakukan pendirian terhadap patung dan obelisk, kuil hingga dikaruniai anak lebih banyak dibandingkan dengan Firaun lain dalam perjalanan sejarah ini.
Ketika Mesir mendapatkan kekayaan yang sangat melimpah justru menjadi target serangan dari orang-orang Libya dan Laut. Beberapa tentara Mesir juga telah melakukan pengusiran terhadap serangan yang terjadi namun tetap kehilangan kekuasaan atas Palestina dan Suriah.
Adanya pengaruh ancaman dari luar justru memperburuk kondisi internal di Mesir itu sendiri. Kekuatan para pemimpin di Mesir tidak berhasil dan membuat perpecahan negara di periode menengah ketiga.