Sejarah Mesir kuno ini melalui beberapa dekade waktu yang dimulai dari pemukiman zaman prawangsa yang telah ada di kawasan Utara lembah sungai Nil. Pada peradaban ini telah berakhir sesudah ditaklukkan Mesir dari bangsa Romawi di tahun 30 SM. Berlangsungnya sejarah Mesir kuno ini di masa pemerintahan Firaun diperkirakan sejak 3200 SM. Setelah disatukan Mesir hulu dan Mesir hilir hingga ke tanah Mesir kemudian ditaklukkan oleh bangsa Makedonia di tahun 332 SM.
Kronologi Sejarah Mesir Kuno
Sejarah Mesir kuno sebenarnya dibagi dalam beberapa kurun waktu sesuai dengan zaman wangsa atas pemerintahan Firaun saat itu. Penetapan tarikh atas peristiwa penting memang membutuhkan penelitian secara khusus oleh ahli sejarah. Penetapan yang lebih konservatif dalam 3 milenial tidak mendapat dukungan secara jelas atas penelitian yang dilakukan. Namun untuk sejarah Mesir kuno sendiri telah dibagi dalam kurun waktu dari sejarah Mesir sesuai dengan kronologi konvensional mulai dari zaman prawangsa hingga zaman akhir.
Zaman Batu Muda di Mesir
1. Zaman Batu Muda
Sungai Nil dijadikan sebagai urat nadi dalam mendukung peradaban Mesir Kuno sejak masyarakat melakukan perpindahan tempat yang tinggal di tepian ketika zaman Pleistosen. Peradaban dari bangsa Mesir perdana sudah memberikan peninggalan sejak dengan adanya ukiran serta artefak di beberapa batu yang dapat ditemukan pada sepanjang teras sungai Nil dan wahah-wahah Mesir.
Bagi bangsa Mesir, dengan keberadaan sungai nilai ini memiliki arti kehidupan dan gurun artinya kematian sehingga bisa menjadi benteng untuk melindungi masyarakat dari inovasi. Sepanjang tepian dari sungai Nil di millenium 12 SM telah muncul kebudayaan dari masyarakat sekitar yang hidup dengan cara mengirim bijian dan sudah banyak yang menggunakan peralatan seperti bilah arit yang mirip dengan terawal.
Kebudayaan baru inilah yang mampu menggantikan adanya kebudayaan masyarakat dalam memanfaatkan peralatan batu, menangkap ikan, mencari nafkah melalui cara berburu dan meramu. Hal ini telah dibuktikan dengan keberadaan pemukiman manusia hingga dilakukannya kegiatan menggembala ternak sebelum 8000 SM tepatnya di penjuru Barat daya Mesir.
Dari teori yang disampaikan oleh Barbara Baruch menyatakan adanya penjinakan terhadap satwa jenis bovinae di Afrika yang ditinggalkan karena adanya bukti hingga 30 tahun yang dikumpulkan dianggap gagal dan tidak mendukung. Sesuai dengan pendapat tersebut ternyata juga ada bekas penjinakan bovinae tertua di Afrika yang ditemukan oleh Al Fayyum dan diperkirakan memang berasal dari 4400 SM.
Di tahun 8000 SM terdapat studi percontohan iklim yang menggunakan basis komputer telah terjadi perubahan iklim yang mengakibatkan Mesir mengalami kekeringan yang melanda penggembalaan ternak tepat di Utara Afrika dan justru menjadikan gurun Sahara. Terjadinya kemarau yang cukup panjang membuat bangsa Mesir perdana harus pindah dan tinggal lebih lama lagi di sekitaran sungai Nil dan membuat masyarakat harus mengadopsi gaya hidup untuk menetap dan tidak berpindah-pindah lagi.
2. Zaman Prawangsa
Tepat di daerah lembah sungai Nil Mesir sebelumnya memang tidak bisa dijadikan sebagai tempat tinggal hingga akhirnya terdapat kegiatan penerokaan dan pembuatan aliran untuk lahan yang berada di tepian sungai. Dari kegiatan yang dilakukan ini telah diselesaikan sejak 6000 SM dan banyak masyarakat yang berada di tepian lembah sungai Nil terbiasa dengan kegiatan bercocok tanam dan mendirikan bangunan besar untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
Di masa inilah bangsa Mesir yang berada di penjuru tenggara juga bisa mencari nafkah dengan cara menggembala ternak hingga mendirikan bangunan yang ukurannya cukup besar. Mortar dimanfaatkan sudah sejak 4000 SM dan penduduk daerah lembah hingga muara sungai Nil merupakan masyarakat swasembada.
Masyarakat tersebut melakukan budidaya gandum emer dan jelai hingga menyimpan pada beberapa liang yang memanfaatkan alas tikar galagah. Di antara tahun 5500 hingga 3100 SM merupakan zaman prawangsa Mesir yang terdapat pemukiman kecil tumbuh subur berada di tepian sungai Nil dan bermuara menuju ke Laut tengah.
Kisaran tahun 3300 SM merupakan masa menjelang kekuasaan dari wangsa Mesir pertama dan membuat negeri ini terbagi dalam dua kerajaan yaitu Mesir hulu dan Mesir hilir. Selain itu juga terdapat garis perbatasan antara dua kerajaan tersebut yang berada di wilayah Kairo untuk saat ini.
Zaman Wangsa
Catatan yang menceritakan sejarah dari Mesir kuno ini sebenarnya diawali dari sebutan Mesir yang dijadikan sebagai sebuah negara kesatuan yang sudah terwujud sejak 3150 SM. Sesuai dengan tradisi Mesir, Menes juga sudah diyakini sebagai tokoh yang bisa mempersatukan Mesir hulu dan hilir yang merupakan raja Mesir pertama. Kronologi Mesir ini sendiri secara bertahap dari tahun ke tahun dengan sistem pemerintahan raja dan untuk kronologi Mesir secara konvensional merupakan kronologi yang dapat diterima di abad ke-20. Akan tetapi, dari kronologinya ini juga tidak terdapat usulan untuk dilakukan perbaikan secara penting yang memang sudah diajukan pada abad tersebut.
Dari penelitian yang pernah dilakukan terdapat arkeolog yang sering menetapkan satu tanggal atau lebih dan bahkan juga bisa mengajukan lebih dari kronologis secara utuh yang kemungkinan besar digunakan. Dengan demikian, untuk penetapan waktu yang dimanfaatkan saat ini tentunya akan berbeda dari penetapan waktu yang berhubungan dengan Mesir kuno.
Sebelum dilakukan penyatuan terhadap Mesir, wilayah sejarah Mesir Kuno ini terbagi atas desa mandiri dan sejak munculnya wangsa perdana yang menjadi bagian dari sejarah Mesir dikenal dengan sebutan Dua Negeri. Banyak diantara pemimpin yang sudah melakukan pembentukan terhadap administrasi nasional hingga melakukan pelantikan terhadap gubernur kerajaan di Mesir.
Artikel sejarah ini juga bisa anda baca dan dapatkan informasi nya pada hokimenang.net yang bekerjasama untuk mengulas sejarah-sejarah yang ada di dunia.